KRITIK ATAS PEMIKIRAN SAIFUDDIN ZUHRI DALAM KAJIAN LIVING HADIS
Abstract
Sebagai negara multikultural, wajar jika Indonesia berisi banyak tradisi yang berkembang. Tradisi menjadi warisan yang patut dijaga, karena menjadi warisan dan basis local wisdom yang mengikat masyarakat pada nilai-nilai keindonesiaan. Hanya saja, belakangan muncul gerakan membid’ahkan tradisi yang berpotensi menggoyahkan masyarakat dalam pelestarian tradisi. Namun hal ini ditolak oleh banyak akademisi melalui kajian Living Hadis yang Salah satu tokohnya adalah adalah Saifuddin Zuhri. Untuk itu, artikel ini menjelaskan tradisi secara epostemologi dan persinggungannya dengan hadis yang kemudian dikenal dengan kajian Living Hadis serta kritik atas pemikiran Saifuddin Zuhri atas diharuskannya statement pelaku tradisi atas persinggungan dengan hadis. Pertanyaan yang diusung oleh penulis di antaranya adalah; Pertama, apa itu living hadis?; kedua, sejauh mana living hadis menggali persinggungan sebuah tradisi dengan ajaran nabi di dalam hadis?. Untuk menganilis dan mengkritik pemikiran Saifuddin Zuhri, penulis menggunakan metode deskriptif-analitif. Hasil dari penelitian ini membantah pemikiran Saifuddin Zuhri atas diharuskan adanya statement tersebut, karena ini menjadi wilayah dari analisis peneliti
Full Text:
34-36 PDFReferences
Anwar, M. K. (2015). Living Hadis. Farabi, 12(1). Asal sejarah Mauilid Nabi dan Apakah maulid termasuk bid’ah hasanah? Ustadz DR Khalid Basalamah, MA. (2016). Lentera Islam.
Cresswel, J. W. (2015). Penelitian Kualitatif dan Desain Riset: Memilih di Antara Lima Pendekatan (Ahmad Lintang Lazuardi, Trans.). Pustaka Pelajar.
Dewi, S. K. (2017). Fungsi Performatif dan Informatif Living Hadis dalam Perspekti Sosiologi. Refleksi, 2(2).
Dutton, Y. (2003). Asal Mula Hukum Islam: Al-Qur’an, Muwatta’, dan Praktik Madinah (Maufur, Trans.). Islamica.
Faizah, K. (2018). Kearifan Lokal Tahlilan-Yasinan dalam Dua Prespektif Menurut Muhammadiyah. Jurnal Aqlam: Jurnal of Islam and Plurality, 3(2).
Hasbiyalla, I. (2021). Memahami Makna Hadis Dengan Tekstual dan Kontektual. Samawa: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 1(2).
Imtiyas, R. (2018). Metode Kritik Sanad dan Matan. Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin, 4(1).
Metcalf, B. D. (1993). Living Hadith in The Tabligh Jama’at. The Journal of Asian Studies, 52(3).
Muhsin, M. (2015). Memahami Hadis Nabi dalam Konteks Kekinian: Studi Living Hadis. Jurnal Holistic Al-Hadis, 1(1).
Qudsy, S. Z. (2016). Living hadis: Genealogi, Teori dan Aplikasi. Jurnal Living Hadis, 1(1).
Qudsy, S. Z. (2023, June 16). Perkuliahan Studi Al-Qur’an dan Hadis Teori dan Metodologi, UIN Sunan Kalijaga.
Qudsy, S. Z., & Dewi, S. K. (2018). Living Hadis: Praktik, Resepsi, Teks dan Transmisi. Ilmu Hadis Press.
Rafiq, A. (2014). The Receptionof the Qur’an In Indonesia. A Case Study of the Place of the Qur’an In A Non-Arabic Speaking Community. Univ. Temple. Rofiq, A. C., Ajhuri, K. F., & Qohar, Abd. (2021). Karakteristik Historiografi Sirah Nabawiyah Quraish Shihab. Analisis: Jurnal Studi Keislaman, 20(1).
Basrun, C. M. 2018. Perubahan Sosial di Indonesia: Tradisi, Akomodasi, dan Modernisasi. Universitas Iqra Buru
Turama, R. A. 2020. Formulasi Teori Fungsionalisme Struktural Talcott Parsons. EUFONI: Journal of Language, Literature and Cultural Studies 2, 58
Refbacks
- There are currently no refbacks.